LAMAN

Jumat, 21 November 2014

Cara Agar Atasan Suka Dengan Ide Anda



Ide adalah salah satu hal yang menurut saya sangat penting, karena hal-hal yang sangat kecil saja membutuhkan kemampuan ini. Bisa dibayangkan jika tidak memiliki kemampuan menjual Ide ini kita bisa kelelahan, karena semuanya harus dikerjakan sendiri, akan lebih efisien jika pekerjaan kita di lakukan bersama sama

 Secara logis ketika kita ingin menjual barang atau ide, tentu kita harus mulai dari fiturnya, kelebihannya, dan manfaatnya. Tetapi mengingat pada dasarnya manusia adalah mahluk yang egois, kita harus balik urutannya dari manfaatnya, kelebihannya kemudian fiturnya. Ramainya  para professional dan eksekutif yang sebenarnya memiliki banyak ide-ide atau usulan-usulan yang brilian, namun saat diajukan ke atasan seringkali ide Nya ditolak.  Akar masalahnya adalah banyak para professional yang tidak tahu Cara Mengkomunikasikan Ide dan usulan tersebut dengan cara yang lebih professional

Berikut adalah langkah bagaimana menjual ide-ide kreatif Anda sehingga mendapatkan jawaban dari atasan anda. 6 langkah untuk membantu Anda menjual ide kepada atasan simak di bawah 

1.       Cari waktu yang tepat untuk presentasikan ide-ide Anda
Jangan sembarangan waktu menyajikan usulan Anda , misalnya waktu pas-pasan dikoridor dengan atasan atau sedang makan siang bersama. Anda berada diposisi yang lemah, apabila atasan menanyakan pertanyaan yang menjebak. Sekali persiapkan waktu Anda dengan baik dan minta jadwal yang tepat untuk datang kepada atasan.

2.       Pelajari kemampuan komunikasi dan presentasi. 
Pesan yang ingin anda sampaikan harus terstruktur secara logis. Tanpa struktur yang logis, maka pesan Anda mungkin hanya akan membingungkan.

3.       Rekomendasi
Di mulai dengan kesimpulan atau highlight dari proposal Anda. Buatlah highlight yang eyecatching yang menarik perhatian atasan. Misalnya : Proposal penghematan Rp. 5 juta / bulan dengan investasi hanya sebesar Rp. 1 juta perbulan” Jelaskan kapan rencana ini harus mulai.

4.       Untung Rugi
Penjelasan  untungnya buat atasan apabila usulan Anda dijalankan
Dan apa ruginya untuk atasan ( bukan untuk Anda dan team Anda ) bila usulan ini disetujui

5.       Dampak keuangan
 Berapa biaya yang harus dikeluarkan Hal-hal lain yang dijalankan untuk mempraktekan usulan-Anda, misalnya : tambahan prosedur, tambahan orang, tambahan tingkat control

Dari 6 langkah diatas sudah cukup singkat, jika terpaksa anda bisa meninggalkan fitur dan kelebihan, jangan pernah meninggalkan sisi manfaat. Sisi manfaat adalah pokok utama, kelebihan dan fitur adalah faktor pendungkungnya terimakasi anda telah berkunjung di sini salam google.

Rabu, 19 November 2014

Manager vs Karyawan

 (Copas dr Milis SDMList)

Saya jadi teringat filosofi Training Within Industry (TWI) yang dibuat tentara Amerika yang diturunkan kepada Jepang, dan dikembangkan secara konsisten oleh Toyota yang kemudian melahirkan konsep Kaizen, Lean, TPS, 5S, dstnya.

Disana disebutkan bahwa:

1. Guru terbaik didalam perusahaan adalah atasan.

2. Bawahan tidak pernah salah, karena dia belum diajarkan/dibina atasannya (yang salah atasannya).

3. Bila sudah dibina masih tetap salah, maka atasannya tetap salah karena atasannya belum bisa membina dengan baik dan benar (mungkin cara ngomongnya yang salah, mungkin waktunya yang salah, mungkin psikologisnya tidak masuk).

4. Bila sudah dibina dengan baik dan benar, maka atasannya tetap salah karena dia telah menempatkan orang di posisi yang bukan bidangnya (karena itu harus dirotasi/mutasi).

5. Bila sudah dimutasikan tetap saja salah maka atasannya salah dalam memutasikan orang (salah tempat mutasi).

Filosofinya adalah, karyawan/manusia itu pasti ada manfaatnya, entah dimana tempatnya dstnya. Karena itulah konsep "Long Life Employement" di Jepang sangat terkenal.

Dalam dunia bisnis itu susah dilakukan, karena inginnya yang instan

~ Semoga Bermanfaat ~

Kamis, 13 November 2014

Kerja Profuktif Tanpa Sibuk



       Produktivitas telah diterima secara umum sebagai salah satu faktor yang menentukan kesuksesan seseorang. Rumusnya, sukses berbanding lurus dengan produktivitas. Dengan kata lain, kalau Anda ingin sukses, harus produktif. Tapi, apa sebenarnya produktivitas itu?

Orang mengartikan produktif secara sederhana sebagai kerja keras. Dan, itu ditandai dengan kesibukan yang tinggi. Meskipun orang yang tampak sibuk tidak selalu berarti produktif, namun bagaimana pun kerja keras hampir selalu diidentikkan dengan kesibukan yang padat. Kalau HP Anda selalu berdering dan pekerjaan di meja Anda tak habis-habis, maka orang akan dengan mudah melihat Anda sebagai orang yang produktif. Tapi, benarkah demikian?

Motivator seseorang yang juga praktisi nature holistic healing membedakan antara "sibuk" dan "produktif". "Memang, seseorang yang sibuk biasanya dianggap sebagai pekerja yang produktif. Padahal, kalau kita jeli melihat, seseorang bisa saja sangat sibuk, namun tidak produktif," ujar Reza seperti terungkap dalam salah satu artikelnya di rezagunawan.com.
Menurut dia, seseorang bisa dibilang produktif ketika dia mengerjakan sesuatu yang menciptakan nilai, bisa berupa manfaat, uang, makna, dan hasil positif lainnya. Sementara, sibuk akan selalu menghabiskan waktu, tenaga, dan upaya, namun tidak selalu menciptakan nilai, makna, manfaat, atau pun uang.
Lebih jauh Reza menyarankan, dalam bekerja, sebelum kita mencapai tahap "produktif", penting untuk mempelajari dahulu bagaimana cara dan sistem bekerja yang baik, sebelum mempelajari bidang pekerjaan kita sesuai deskripsi kerjanya. Berkaitan dengan hal itu, Reza memberikan tips sebagai berikut:

1.      Menangkap Ide
Bawalah pena dan notes ini kemana pun Anda pergi, setiap saat. Berbagai ide cemerlang serta bermacam hal penting yang sering terlupakan, biasanya muncul di pikiran secara tak terduga, sekilas, dan sepintas. Dengan ini, Anda bisa menangkapnya dengan segera dan tidak harus mengandalkan otak untuk mengingat-ingatnya kembali.
2.      Membuat Daftar Tugas – Lengkap
Segera ketika tiba di rumah/kantor, pindahkan berbagai tugas dan ide yang perlu Anda tindaklanjuti ke sebuah daftar besar, katakanlah namanya “Daftar Tugas - Lengkap”. PERINGATAN: jangan sekali-kali bekerja langsung berdasarkan daftar ini kalau Anda tidak ingin terjebak jadi “Produktif Super Sibuk”.
3.      Membuat Daftar Tugas – Harian
Setiap hari, tuliskan tugas terpenting hari ini. Cukup 1-3 tugas saja yang Anda ambil dari Daftar Tugas - Lengkap. Daftar baru yang berisi 3 TT (Tugas Terpenting) ini kita sebut “Daftar Tugas - Harian”. Bagaimana menentukan mana 1-3 Tugas Terpenting? Pilih berdasarkan mana yang paling mempengaruhi produktivitas, kepuasan hati, dan kebahagiaan Anda secara signifikan. Bila dalam satu hari Anda berhasil menyelesaikan 1-3 tugas ini, tentu waktu luang sisanya bisa Anda gunakan untuk menikmati hidup, atau melanjutkan tugas terpenting selanjutnya yang ada dalam Daftar Tugas - Lengkap.

Penting vs Tidak Penting
·         Dahulukan di Awal Hari
Setiap hari, dahulukan awal hari Anda untuk mengerjakan 1-3 Tugas Terpenting yang ada di dalam Daftar Tugas - Harian Anda. Sisihkan waktu 30 menit hingga 2 jam di awal hari, untuk menyelesaikan ini terlebih dahulu sebelum melakukan yang lain.
·         Distraksi
Matikan berbagai pengalih perhatian. Salah satu tip paling produktif bagi saya adalah: putuskan sambungan Anda ke internet bila sedang bekerja. Hanya sambungkan diri bila memang sedang perlu memakainya. Percayalah, godaan terlalu kuat dari bawah sadar akan menyebabkan kebocoran efisiensi yang luar biasa. Matikan dahulu internet, e-mail, facebook, chat, browser, dan koneksi Blackberry Anda saat mengerjakan Daftar Tugas - Harian.
·         Meeting
Sebisa mungkin, hindari rapat dan pertemuan yang tidak perlu. Begitu banyak waktu terbuang dalam berbagai rapat yang tidak produktif. Bila mungkin, koordinasikan pekerjaan Anda via e-mail dan telepon. Bila harus meeting, sebelumnya agenda rapat sudah harus diterima semua pihak, dan pastikan ada rencana tindak lanjut yang jelas bagi setiap pihak.

·         Delegasi
Lihat kembali Daftar Tugas - Lengkap Anda, dan delegasikan berbagai hal yang bisa dipercayai kepada orang lain agar Anda lebih mampu mengelola waktu dan energi Anda.

·         Otomatisasi
Gunakan voicemail, website, blog untuk menampilkan informasi yang cenderung berulang dalam profesi Anda. Sebagai contoh, saya tidak pernah lagi memberikan penjelasan tentang terapi Penyembuhan Holistik serta bagaimana caranya membuat janji terapi, karena semua informasi serta prosedur pendaftaran pasien/klien sudah lengkap tersedia di website. Mudah, kan? Coba pikirkan ide yang serupa dalam profesi Anda masing-masing

Minggu, 09 November 2014

Tips Mengatasi Rasa Stres di Tempat Kerja



Mengatasi Rasa Malas di Tempat Kerja

Rasa malas kerap digambarkan sebagai hilangnya motivasi seseorang untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan. Ini merupakan sejenis penyakit mental yang dapat berakibat buruk dan sangat merugikan. Perasaan malas dapat menyebabkan kinerja seseorang menjadi kacau karena tidak mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik. Segala macam kesuksesan tidak akan menghampiri bila penyakit ini masih menempel dalam diri seseorang.

Menurut Edy Zaqeus, rasa malas diartikan sebagai keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu. Yang termasuk dalam keluarga besar malas adalah menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka menunda pekerjaan, dan mengalihkan diri dari kewajiban. Malas berdampak terhadap produktivitas kerja. Karena malas, seseorang menjadi tidak produktif bahkan mengalami stagnasi. Badan terasa lesu, semangat dan gairah menurun, ide pun tak mengalir. Akibatnya, kita tidak mempunyai kekuatan apa pun untuk bekerja secara optimal. Jika dibiarkan berlarut-larut, penyakit malas akan semakin ‘kronis’.

  • Negatif
Kebiasaan malas biasanya muncul lantaran kita suka mengaitkan pemikiran dengan sudut pandang yang negatif. Saat membayangkan setumpuk tugas yang harus dilakukan atau kegiatan lain yang menjadi tanggung jawab kita, bukannya segera kita selesaikan pekerjaan itu, kita malah menundanya sehingga mengundang stres. Untuk mengatasi rasa malas, kita harus membuat tujuan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Tanpa tujuan yang benar, kita hanya bergerak secara naluriah. Posisi seperti ini akan membuat kita menjadi pasif, yang ditandai dengan selalu menunggu perintah, tergantung pada situasi, dan cenderung menyerah kepada nasib. 

Untuk memunculkan gairah dan motivasi, kita harus berani memutuskan tujuan hidup kita. Selain itu, Anda perlu selalu mengasah kemampuan. Dengan memiliki kemampuan yang baik, perasaan malas dapat segera diatasi. Dalam hal ini, Anda dapat menghadapi dan menyelesaikan masalah di pekerjaan karena memiliki kemampuan untuk melakukannya. Dengan sendirinya, ini akan memperkuat rasa percaya diri, menebalkan komitmen pencapaian tujuan, dan tentu saja menumbuhkan semangat. Sebaliknya, bila kita menolak aktivitas pembelajaran, komitmen kita akan melemah yang pada gilirannya dapat menurunkan semangat kerja dan menimbulkan kemalasan yang berkepanjangan.
Menambah pergaulan juga dapat mengatasi rasa malas yang timbul di kantor. Sebaiknya Anda jangan terlalu lama duduk berdiam diri. Dengan bangkit dan menghampiri orang-orang yang sedang tekun serta semangat dalam melakukan pekerjaannya, akan membangkitan motivasi kita untuk bekerja.

 Pancaran optimisme dan semangat itu dapat menginspirasi kita, bahkan menularkan semangat yang sama kepada orang lain. Selain itu, menerapkan disiplin dalam aktivitas sehari-hari merupakan obat mujarab untuk menumbuhkan kebiasaan positif dalam diri kita.
  • Bangkit dari Malas
Bila segala daya dan upaya telah Anda lakukan namun perasaan malas itu tetap bercokol dalam diri Anda, maka cobalah tips yang telah dipraktikkan oleh Rahmadsyah, seorang Mind-Therapist, ini. Menurutnya, seseorang yang mengetahui bahwa dirinya sedang malas dapat menggunakan perasaan itu sebagai alat untuk mencapai hasrat terbesar. 

Bagaimana caranya? Berikut ini cara yang pernah ia praktikkan:

Pertama, control the state.
Jika rasa malas merasuki tubuh dan pikiran Anda, segeralah mengubah kondisi fisik Anda. Kalau tadinya Anda duduk dengan bahu agak turun ke bawah, sehingga tubuh Anda tak bertenaga, lemah, lesu, letih, dan loyo, sekarang bangkitlah dan berdiri tegak. Lihat ke atas, tarik napas yang dalam, kemudian hembuskan kembali. Lakukan sebanyak 3x atau sampai Anda merasa nyaman.
Kedua, visualisasikan mimpi Anda.
”Saya pernah mempraktikkan ini bersamaan dengan control the state dan hasilnya luar biasa,” ungkap Rahmadsyah. Anthony Robbins juga menuliskan dalam bukunya Awaken The Giant Within bahwa salah satu penyebab seseorang tidak termotivasi hingga jadi tidak bersemangat dan bermalas-malasan, karena mimpi-mimpi yang Anda tulis atau Anda inginkan, kurang menginspirasi Anda untuk bertindak. Tatkala Anda mencoba memvisualisasikannya, Anda telah melakukan perubahan besar. Anda telah mengganti pikiran dan fokus, dari tatapan kosong, blank, tidak tahu harus melakukan apa menjadi terisi gambaran besar akan terwujudnya cita-cita Anda. Semakin kuat visualisasi Anda, gambar, suara, semakin detail Anda melakukannya, semakin besar pula khasiatnya.
Sekalipun seseorang memiliki cita-cita atau impian yang besar, jika kemalasannya mudah muncul, cita-cita atau impian besar itu akan tetap tinggal hanya di alam mimpi. Jadi, kalau kita ingin sukses, buanglah perasaan malas Anda dan bangkitlah!